Sabtu, 05 Juni 2010

CONTOH KASUS GANGGUAN KECEMASAN BERPISAH


Awalnya saya menganggap anak yang menangis saat ditinggal orang tuanya itu sangat wajar. Namun setelah di telaah si anak agak mengganggu dan tidak bisa tenang. Ia adalah adik dari teman saya. Ia berusia 15 tahun, adik teman saya sangat marah jika di pagi hari saat ia bangun tidak ada orang di sampingnya, ia bisa mencaci maki orang yang ada di rumah, mengamuk dengan membenting barang-barang, dan lain sebagainya.
            Jika dilihat anak ini saat lucu, ia manis namun tingkahnya yang bisa dibilang nakal yang membuat kakaknya (teman saya) jengkel. Saat saya tanya kepada teman saya sesungguhnya adiknya kenapa, ia juga tidah tahu. Akhirnya saya memutuskan bertanya langsung kepada adiknya.
            Saat saya bertanya kenapa sering marah-marah dipagi hari ia menjawab, “Ia, jadi dulu waktu kelas 5 kata temen aku orang yang udah mati bakal nemenin kita tidur, nah aku takut. Kata mba (teman saya) juga gitu, dia nakkut-nakutin saya. Katanya mamah selalu tidur sama aku, soalnya aku nakal g pernah buat mamah seneng akhirnya mamah meninggal aku masih nakal. Gitu katanya”. Tanpa ada maksud untuk menggurui, dalam hai ini teman saya sebagai kakaknya juga dapat di salahkan. Karena dengan usia 5 tahun yang tidak tahu apa-apa, yang saat ini ibunya baru meninggal dunia sang kakak malah memberikan kebohongan padahal adiknya belum mengerti mana yang benar dan salah. Di tambah lagi temannya yang menakutinya, wajar saja jika adiknya sangat takut. Dan ternyaka kakaknya menakutinya sampai  ia berusia 11 tahun, ayahnya yang kesal melihat adiknya selalu mengamuk dipagi hari, akhirnya ia satu kamar dengan kakaknya. Meskipun saat kakaknya harus berangkat pagi-pagi kesekolah dan ia melihat kakaknya tidak ada sering mengamuk juga. Namun pagi ayahnya tidak sesering dulu dan akhirnya ia di bawa ayahnya ke psikiater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar