Senin, 17 Mei 2010

PRAKTIKUM: INDERA PERABA


Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Perasaan Pada Kulit
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan            : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin, dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.
b. Dasar Teori                        :Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
                                                  Susunan Kulit. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.


Fungsi Kulit. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
 Berdasarkan sumber rangsangan:
1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
 Berdasarkan morfologi:
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
a. Ujung Saraf Bebas: Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
     Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
b.  Korpuskulus Peraba (Meissner): Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini): Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
     Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
d. Korpuskulus Gelembung (Krause): Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
e. Korpuskulus Ruffini: Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
f.  Spindel Neuromuskular.
c. Alat Yang Digunakan        : Baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau laritan (air, alkohol, 70%, aseton).
d. Jalannya Percobaaan      : Asisten Lab. menyediakan 3 baskom yang berisikan:
1.      Kiri : panas
2.      Tengah : biasa
3.      Kanan : dingin
a. Subjek akan diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air hangat dan tangan kanan kebaskom yang berisi air dingin, 
b. Lalu kedua tangan dibiarkan selama 10 detik
c. Kemudian setlah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada ditengah yang berisi air biasa.
d. Dan subjek akan diminta merasakan perbedaan antara tangan                                                                                                        kanan dan kiri setelah di masukkan ke baskom yang berisi air                                         biasa.
e. Hasil Percobaan                 : Setelah percobaan subjek merasakan tangan berubah menjadi netral.
Hasil umum adalah:
Biasanya setelah di masukan kedalam baskom ke air biasa (tengah) tangan kanan akan terasa hangat dan tangan kiri akan terasa dingin.
·        Karena pada saat baskom yang berisi baskom biasa ada pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat).
·        Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang disebut Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin yang disebut End Krause.
·        Kulit terdiri dari :
1.      Epidermis yaitu bagian terluar
2.      Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.
3.      Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan jaringan otot.
·        Reseptor kulit dan hantaran implus disaraf perifer.
·        Kulit berfungsi sebagai:
1.      Mekanoreseptor: berkaitan dengan indera peraba, depan, dan kinestesi
2.      Thermoreseptor:  berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin
3.      Reseptor nyeri: berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit
4.      Kemoreseptor: mendeteksi rasa asam, basa dan garam.
·        Reseptor pada kulit :
1.         Epidermis : untuk mendeteksi sentuhan
a.    Merkel’s disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal
b.    Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal
2.         Dermis
a.    Ruffini’s : Mendeteksi panas
b.    End Krause : mendeksi dingin
c.    Reseptor Paccini’s : untuk mendeteksi tekanan atau bias        berupa pijitan
d.   Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit
f. Kesimpulan                       :  Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Kulit terdiri dari :
1. Epidermis yaitu bagian terluar.
2. Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut,                                                                 polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.
3. Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan                                                                 jaringan otot.
g. Daftar Pustaka                : NN. (2000). Indera Peraba. http://free.vlsm.org/. 21 Maret 2010. 18.02.
                                                  Iqbal. (2008). Indera Peraba. http://iqbalali.com/. 21 Maret 2010.
                                                                        20.43.













Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Lokalisasi Taktil
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan           :  Memahami seta mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang di tusukan ke berbagai tempat; seta mengetahui kepekaan TPL ( Two Point Localization ).
b. Dasar Teori                        :           Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik adalah Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt dibedakan pd ujung jari tangan, 30-40mm dpt dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas, jepitan rambut.
                                                  Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jebis serat tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.
                                                  Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spnia, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.
c. Alat Yang Digunakan       :  Pensil yang tumpul ujungnya, spidol, penggaris.
d. Jalannya Percobaaan        : 1. Asisten akan mencoba mengarahkan atau menandai pada bagian  tubuh.
 2. Kemudian subjek diminta merespon dan menandai menggunakan spidol.
e. Hasil Percobaan                    : Subjek dapat menandai dari apa yang diarahkan oleh asisten Lab. Adalah:
1. Tepat
2. Tepat
3. ½ cm
4. ½ cm
5. Tepat
Hasil umum:
Jika kurang dari 5 cm maka hasilnya adalah baik, dan jika lebih dari 5 cm maka hasilnya adalah tidak baik pada syaraf perabanya.
·      TPL lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain.
·      Jarak yang kaka asisten tusuk 1 dan 2 tergantung waktu, jadi waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi.
·      TPL suatu system yang bersifat menyebar dan melingkar.    
f. Kesimpulan                        : Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. TPL lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain. Jarak yang kaka asisten tusuk 1 dan 2 tergantung waktu, jadi waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL suatu system yang bersifat menyebar dan melingkar.            
g. Daftar Pustaka                  : Anonim . ( 2010 ). Lima Alat Indera. http://organisasi.org/. 21 Maret 2010. 22.00.
Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta : Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.


Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan           : Untuk membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda (dalam hal ini ampelas berbagai nomor atau derajat kehalusan sampai kekasaran) sampai kekasaran benda; serta bentuk–bentuk benda (Stereognostik) .
b. Dasar Teori                        :  Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada tempat – tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. ( Guyton, 1983 ).
Perasaan taktil ada dua macam :
1.         Perasaan taktil yang halus
Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.         Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior.
Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
1.         Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah kulut.
2.         Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam
3.         Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus. Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil. (Guyton,1994 ).
c. Alat Yang Digunakan        :  Sapu tangan besar, kertas ampelas berbagai macam mulai dari yang halus sampai yang kasar, serta berbagai macam bentuk balok (kubus, silinder, lingkaran, segitiga, kerucut).
d. Jalannya Percobaaan       : Asisten Lab. akan memberikan 6 kain dari tekstur yang terkasar sampai yang terhalus. Dan subjek diminta mengurutkan dari yang terkasar sampai yang terhalus.
e. Hasil Percobaan                 : Dari 6 kain subjek hanya dapat menyusunkan letak kebenaran dari kasar sampai ke yang halus hanya 2.
f. Kesimpulan                        : Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama

g. Daftar Pustaka                  : Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.

Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                 : Berbagai bentuk benda ( Steognostik )
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan            :  Untuk membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda (dalam hal ini ampelas berbagai nomor atau derajat kehalusan sampai kekasaran) sampai kekasaran benda; serta bentuk-bentuk benda (Stereognostik).
b. Dasar Teori                        : Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. (Guyton, 1983 ).
Perasaan taktil ada dua macam :
1.         Perasaan taktil yang halus
Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.         Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior.
Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
1.         Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah kulut.
2.         Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam
3.         Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus. Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil. (Guyton,1994 ).
c. Alat Yang Digunakan      : Sapu tangan besar, kertas ampelas berbagai macam mulai dari yang halus sampai yang kasar, serta berbagai macam bentuk balok (kubus, silinder, lingkaran, segitiga, kerucut).
d. Jalannya Percobaaan       : Asisten Lab. akan memberikan 6 amplasdari tekstur yang terkasar sampai yang terhalus. Dan subjek diminta mengurutkan dari yang terkasar sampai yang terhalus.
e. Hasil Percobaan                 : Dari 6 amplas subjek dapat menyusunkan letak kebenaran dari kasar sampai ke halus secara benar seluruhnya.
f. Kesimpulan                        : Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus. Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil.
g. Daftar Pustaka                  : Seksi Laboratorium Psikologi Faal, 2001, Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.

Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Tafsiran Sikap dan Tempat
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan            : Untuk mengetahui serta membuktikan sikap lengan yang di tempatkan ke berbagai lokasi, serta apakah perintah dan sikap untuk menentukan tempat akan sinkron.
b. Dasar Teori                  :Baik disadari maupun tidak, tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.
2. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
3. Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat terdiri dari :
-          Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
-          Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi:
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.
2. Susunan saraf tak sadar.
- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
c. Alat Yang Digunakan       : Saputangan besar untuk menutup mata.
d. Jalannya Percobaaan      : 1. Subjek diminta melihat kearah asisten.
2. Subjek akan diberikan instruksi untuk memegang anggota tubuh (daerah kepala).
3. Kemudian asisten menyebutkan anggota tubuh (daerah kepala), tetapi antara ucapan dan gerakan tidak sesuai.
4. Subjek diminta mencocokkan antara ucapan dari asisten dengan tangan kita disertai dengan pandangan kearahnya.
e. Hasil Percobaan               :  Dari hasil percobaan, subjek dapat meniru atau mengsingkronkan gerakanasisten dengan tangannya:
1. Telinga
2. Mulut dan hidung
3. Alis, mata, dan hidung
4. Kuping
Jadi, subjk singkron melakukan gerakan antara subjek dan asisten.
f. Kesimpulan                       : Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.
                                                  Sistem syaraf memiliki fungsi sebagai berikut :
                                                  1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh
                                                  2. Pusat kesadaran, memori dan intelegansi
                                                  3. Higher mental process, yaitu reasoning (penalaran), thinking (berpikir), judgement (pengambilan keputusan).
Seperti yang telah dijelaskan pada teori diatas, jalan dari gerak reflex  ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impus tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah respon/tanggapan.
g. Daftar Pustaka                : Thetom022. (2008). Gerak Refleks Pada Manusia. www.thetom022. wordpress.com/. 21 Maret 2010. 21.20.


Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Perasaan seiringan (After Image)
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan           : Untuk membuktikan penggunaan sesuatu benda yang konstan dengan durasi tertentu akan menyebabkan terjadinya adaptasi
b. Dasar Teori                      : Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang timbul sebagai akibat perasangka suatu reseptor.
Syarat-syarat sensasi:
1.               Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.
2.             Adanya alat indera atau respon yang dapat mengadakan respon terhadap stimulus.
3.             Ada syaraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak (sistem saraf pusat).
4.             Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan implus menjadi sensasi.
Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya implus yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang datang serta mengabaikannya merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi. Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan dapat didasari kembali dasar memori.
A. Klasifikasi biasa:
1. Sensasi Eksteroseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari reseptor begian luar tubuh rasa sentuh, rasa suhu,       rasa tekan, pengelihatan, pendengaran, penciuman.
2. Sensasi Interoseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari reseptor bagian dalam tubuh rasa lapar, raasa haus, rasa lelah, rasa sakit pada bagian dalam.
3. Sensasi Propioseptik. Sensasi yang memberikan informasi tentang posisi dan pergerakan anggota tubuh duduk, berdiri, dan berlari.
B. Klasifikasi khusus:
1.  Sensasi dangkal: superfisial: kulit: kutaneus (cutaneous sensation) rasa sentuh, rasa suhu.
2.  Sensasi lebih dalam (deep sensation) rasa tekan, rasa sakit dalam otot.
3.  Sensasi spesial (special sensation) penglihatan, pendengaran dan keseimbangan, penciuman, pengecep.
4.  Sensasi dalam (internal sensation) rasa lapar, rasa haus, nyeri otot dalam.
5.  Sensasi umum (general body sensation) posisi dan pergerakan anggota tubuh.
Ciri-ciri sensasi:
1.  Modalitas Indera
2.  Kualitas merah dan biru; suara tinggi dengan suara rendah; bau wangi denganbau busuk; rasa pahit dengan rasa manis; sentuhan.
3.  Intensitas merah tua dan merah muda; suara tinggi melengking dengan tinggi alto; suara rendah bass dengan rendah tenor; bau wangi bunga dengan bau wangi buah; rasa pedas pahit dengan rasa pedas manis.
4.  Adaptasitas penggunaan anting, kalung yang tidak pernah dilepas.
5.  Durasitas lamanya waktu penggunaan asesoris yang digunakan.
c. Alat Yang Digunakan       : Sebatang pensil
d. Jalannya Percobaaan      : 1. Subjek akan diberikan sebuah pensil.
2. Kemudian pensil tersebut diletakkan diatas daun telinga.
3. Beberapa waktu kemudian subjek diminta membedakan saat pensil berada diatas daun telinga dengan saat diambil.
e. Hasil Percobaan               : Subjek merasakan perbadaan pada telinga. Subjek marasa ada yang hilang dari atas daun teling saat pensil diambil.
f. Kesimpulan                        : Telinga beradaptasi dengan adanya pulpen atau pensil, daun telinga tidak terasa seperti memakai pulpen atau pensil. Ketika pulpen atau pensil dilepas seperti ada yang hilang karena beratnya sudah konstan atau sudah biasa atau sudah kembali. Sensasi adalah suatu perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus menerus disebut sensasi beriringan (after image). Cirri-ciri sensasi :
                                                         1. Modalitas (modal)
                                                         2. Kualitas (mutu)
                                                         3. Adaptasitas
                                                         4. Intensitas (Kekuatan)
                                                         5. Durasitas (Lama)
g. Daftar Pustaka                : Adil. (2009). Sensasi Dan Persepsi. http://repository.ui.ac.id/. 20. Maret 2010. 21.40.
Thetom022. (2008). Gerak Refleks Pada Manusia. www.thetom022. wordpress.com/. 21 Maret 2010. 21.20.

Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Gerak Refleks
Nama Subjek Percobaan      : Diri Sendiri (Niken Pratiwi)
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan            : Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.
b. Dasar Teori                      : Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis : Sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.
Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi dua kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat terdiri dari :
-       Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
-          Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi:
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.
2. Susunan saraf tak sadar.
- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Kemudian bagaimanakah mekanisme gerak refleks dalam tubuh kita?. Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor, yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema gerak refleks: Impuls® reseptor® neuron sensorik® interneuron® medulla spinalis® interneuron® Neuron motorik® efektor® gerakan.
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang disaari.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
c. Alat Yang Digunakan       :  Sebuah martil refleks dengan bagian depan tersebut dari karet.
d. Jalannya Percobaaan      : 1. Subjek diminta duduk dimeja.
2. Kemudian asisten Lab. akan memukulkan martil yang diujungnya karet ke arah lutut subjek.
e. Hasil Percobaan                : Subjek merasakan ketujan saat dipukul dengan rasa seperti kesetrum dan gerak refleks begetar.
f. Kesimpulan                       : Lutut yang dipukul dengan martil, reflex secara spontan bergerak sendiri. Ada gerak reflex tetapi tidak harus bergerak bisa juga seperti tersetrum. Gerak reflex merupakan respon otomatis dari sebagian tubuh terdapat sustu stimulus. Reflex sentakan lutut merupakan reflex rentangan. Skema gerak reflex adalah Impuls® reseptor® neuron sensorik® interneuron® medulla spinalis® interneuron® Neuron motorik® efektor® gerakan. Untuk gerakan reflex tidak melalui intermediate pada system syaraf pusat atau otak dan sumsum tulang belakang.
g. Daftar Pustaka                : Thetom022. (2008). Gerak Refleks Pada Manusia. www.thetom022. wordpress.com/. 21 Maret 2010. 21.20.

1 komentar:

  1. it's great! you've helped me finishing my job. thanks a lot. :))

    BalasHapus