Senin, 17 Mei 2010

DISLEKSIA

  Disleksia atau reading disabilities adalah kelainan neurologis yang menyebabkan kemampuan membaca anak di bawah kemampuan yang semestinya, jika mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia, dan pendidikannya.
            Disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca. Anak dengan disleksia melihat tulisan seolah campur aduk, sehingga sulit dibaca dan sulit diingat. Mungkin jika anda melihat tulisan dengan huruf asli dari Bahasa Jawa anda akan pusing tujuh keliling, apalagi saat anda diminta untuk membeca. Demikian pula dengan anak yang mengalami disleksia, ia akan merasa sulit membaca padahal itu tulisan dalam Bahasa Indonesia (dengan alfabet yang sempurna). Seperti contoh kalimat ini, “ibu saya seorang ibu rumah tangga”, maka anak akan membacanya “iu say eora iu rah ngga” itu adalah salah satu contohnya.
            Demikian lah sekiranya keadaan anak yang menderita gangguan belajar spesifik disleksia. Mereka terjebak dalam dunia yang penuh dengan tulisan-tulisan yang tidak mereka mengerti. Istilah disleksia mengacu pada gangguan membaca yang dimiliki oleh seseorang, seperti kesulitan membaca, memahami bacaan, kesulitan membedakan huruf yang mirip seperti b, d, q, p, v, u, n, dan lainnya. Berbeda dengan slow learner, anak yang didiagnosis disleksia harus memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata.
            Jika anak Anda dalam tahap belum bisa membedakan mana huruf-huruf yang mirip seperti b dan d, maka cara pengajaran yang perlu dilakukan adalah mempelajari hurufnya satu persatu. Misalnya fokuskan pengajaran kali ini pada huruf b. Tulislah huruf b dalam ukuran yang besar kemudian mintalah anak untuk mengucapkan sembari tangannya mengikuti alur huruf b atau membuat kode tertentu oleh tangan. Latihlah dan perkuatlah terus menerus sampai ia bisa menguasainya, setelah itu mulailah beranjak ke huruf d.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar