Senin, 26 Oktober 2009

Pembahasan Manusia dan Self :Allport & Rogers


  1. Pendapat Allport dalam membahas manusia

            Sejak tahun tiga puluhan pikiran-pikiran yang terutama dalam psikologi ialah mengenai pencarian dasar-dasar tak sadar yang mendorong tingkah laku manusia. Dalam situasi ilmiah yang demikian, Gordon .W. Allport lebih memilih jalannya sendiri yaitu menyimpang dari pandangan umum lainnya. Allport mengadakan penyelidikan secara kualitatif dan mengutamakan dorongan-dorongan sadar. Allport menggambarkan kodrat manusia adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung.
            Allport menjelaskan tentang orang yang matang dan sehat sebagai berikut:
(a)     Allport memiliki rasa tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat selalu dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi.
(b)   Tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh masa lampau ataupun trauma-trauma dimasa kanak-kanak. Memperhatikan pada masa depan, bebas paksaan dari masa lampau.
(c)    Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting dan tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis (berorientasi pada konflik-konflik dan pengalaman anak-anak).
(d)   berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan yang lainnya.
(e)    Allport juga mendefinisikan bahwa pandangan yang sehat ataupun positif memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
(f)     Allport percaya bahwa tidak ada kesamaan fungsional antara orang yang neorotis dan orang yang sehat/ kesehatan mental, diantara keduanya dan salah satu diantara tipe-tipe kepribadian itu tidak  memperhatikan sifat lainnya.
(g)    Allport menyatakan, kebahagiaan bukan merupakan suatu tujuan dalam diri sendiri. Tetapi kebahagiaan merupakan hasil sampingan dari keberhasilan intelegensi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan-tujuan.

  1. Perkembangan proparium sebagai dasar perkembangan kepribadian

            Proparium/ propriate/ appropriate adalah sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang, proparium susunan dari tujuh tingkat diri dan munculnya proparium merupakan suatau persyaratan untuk suatu kepribadian yang sehat.
a)      Diri Jasmaniah
            Ketika bayi menyentuh, melihat, mendengar dirinya, merasakan kehadiran orang lain,dan benda-benda, perbedaan itu menjadi lebih jelas. Sekitar usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proparium diri jasmaniah.

b)      Identitas Diri
            Pada tingkat kedua perkembangan, muncullah perasaan identitas diri. Anak mulai sadar akan identitasnya, anak mulai mempelajari nama, menyadari bahwa bayangan dicermin adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang dilihatnya, dan percaya bahwa perasaan tentang apa yang ia rasa dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yang selalu dialaminya dan akan berubah-ubah.

c)      Harga Diri
            Pada tingkat tiga dalam perkembangan proparium ialah timbulnya harga-diri. Perasaan bangga pada anak akan muncul sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan sesuatu atas apa yang anak usahakan sendiri. Pada tingkat ini tingkah laku yang negatif timbul sekitar usia 2 tahun, anak selalu menentang segala sesuatu yang dikehendaki orangtua untuk dilakukannya. Dan sekitar usia 6 atau 7 tahun ari “harga dari” lebih dinilai sebagai nilai persaingan dengan kawan-kawan sebayanya.

d)      Perluasan Diri (Self extension)
            Tingkat keempat dalam perkembangan diri mulai pada usia 4 tahun. Anak mulai menyadari apa yang menjadi miliknya dan hak-hak kewajiban dirinya, seperti mainan yang dibelikan ibu untuk dirinya, mengenali saudara-saudara dan teman-teman bermainnya, mulai mengenal lingkungan tempat, ia tinggal dan anak merasa berkewajiban bangun pagi lalu pergi ke sekolah (play group) dan lain-lain. Pada tingkat ini merupakan awal dari kemampuan orang untuk memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk menambah hal-hal yang bersifat pengembangan seperti abstraksi-abstraksi, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan.
           
e)      Gambaran Diri
            Pada tingkat ke lima, menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan anak mendeskripsikan atau berpendapat tentang dirinya. Bermula pada perkembangan dari interaksi antara anak dan orangtua. Orangtua memulainya dengan pujian-pujian dan hukuman (sebaiknya tidak bersifat fisik, karena dapat menimbulkan trauma pada anak) dengan hal tersebut anak mulai berfikir jika ia ingin mendapatkan pujian ia harus bersikap atau menampiklan tingkah laku yang baik, dan jika ia nakal atau menampilkan tingkah laku yang tidak disukai orangtuanya ia akan dihukum. Anak juga mulai mengerti apa yang diharapkan oleh orangtuanya, dan anak juga mulai mengerti tentang tanggung jawab moral serta tentang tujuan-tujuan yang akan datang seperti cita-cita.

f)        Diri Sebagai Perilaku Rasional
            Pada tingkat ini mulai timbul setelah mulai masuk sekolah. Anak sudah mempu memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang sudah mempu ia banyangkan dan rasional.

g)      Perjuangan Diri (Propriate Striving)
            Pada masa adolesensi, perjuangan proparium adalah tinggat akhir dari perkembangan diri (selfhood) timbul. Allport percaya pada tingkat perkembangan ini merupakan suatu masa yang sangat menentukan. Karena anak mulai merasa dewasa dan mengalami kekaburan identitas yang bermula dari dorongan dan tarikan dalam pandangan yang berbeda antara orangtua dan kawan sebaya. Anak remaja sering memanipulasi peran, berusaha mencari jati diri atau identitas diri untuk masa depan ataupun harapan-harapan menjadi kepribadian yang matang.

            Proparium berkembanga dari masa bayi hingga adolesensi. Seuatu kegagalan dan kekecewaan terjadi pada masa perkembangan akan menimbulkan hambatan intelegensi harmonis dari tingkat-tingkat proparium.

  1. Ciri-ciri kepribadian yang matang menurut Allport.

            Kepribadian yang matang memiliki tujuh kriteria, kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat khusus dari kepribadian sehat.

a)      Perluasan Perasaan Diri
            Setiap individu pasti mengharapkan perkembangan pada dirinya. Ketika diri mulai berkembang akan memperluas jangkauannya melalllui orang lain dan media elektronik, seperti televisi, radio, dan yang lebih sering digunakan untuk memperluas keingintahuaanya dengan dunia maya atau internet. Kemudian ketika individu mulai merasakan memiliki pengalaman baru, mereka akan bertambah memperluasnya dengan nilai-nilai dan cita-cita. Dengan kata lain, ketika individu merasa menjadi seseorang yang matang ia akan mengembangkan dengan cara mencari info dan mengaplikasikannya agar lebih luas jangkauan dalam dirinya serta dapat diaplikasikan dalam aktivitasnya sehari-hari.
            Jika seseorang terlibat sepenuhnya dengan aktivitas, orang lain ataupun dengan ide-ide yang sering dipaparkan, secara psikologis akan semakin sehat perluasan perasaan diri berlaku bagi kegiatan disekolah atau dikampus, pekerjaan anda, hubungan antar keluarga dan teman-teman, apa yang anda kagumi atau yang anda gemari, dan masih banyak lagi yang saling berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas-aktivitas yang anda jalani mengandung arti penuh dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan diri.

b)      Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
            Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain:
  • Kapasitas untuk keintiman
            Masing-masing indivudy dapat memperlihatkan keintiman (cinta) kepada orangtua, anak, teman sebaya, teman karib ataupun lebih femiliar dengan kata “pacar”. Yang dihasilkan dari keintiman adalahsuatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, dan sesuai dengan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Perbedaan antara hubungan cinta dari kepribadianyang sehat. Orang yang neurotis lebih cenderung menerima cinta dari pada kemampuan mereka memberikan cinta. Jika mereka memberi cinta, mereka akan memberikan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang tidak bersifat timbal balik. Tetapi keintiman (cinta) yang sehat yaitu tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
  • Kapasitas perasaan terharu
            Perasaan haru adalah suatu kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua orang. Orang yang sehat lebih cenderung dapat memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, kegagalan yang memberikan ciri kehidupan manusia. Pribadi yang sabar dapat menghadapi tingkah laku orang lain dan mengadili atau menghukumnya merupakan bagian dari rasa haru. Orang yang sehat dapat menerima kelemahan orang lain dan mampu menyadari dirinya memiliki kelemahan. Akan tetapi berbeda dengan orang neurotis, mereka tidak sabar dan kurang memiliki rasa toleransi antar manusia.

c)      Keamanan Emosional
            Kepribadian yang sehat meliputi beberapa kualitas utama adalah penerimaan diri, mampu hidup dengan kodrat sebagai manusia dengan sedikit konflik dari dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha memperbaiki diri mereka dengan usaha-usaha pertahanan diri dan proses-proses. Allport menyatakan keamanan emosi ialah “sabar terhadap kekecewaan”.  Kepribadian yang sehat :
  • dapat menerima keadaan emosi orang lain, mereka bukan tawaran dari emosi-emosi mereka dan tidak berusaha menyembunyikan emosinya agar tidak mengganggu aktivitas antar individu.
  •  Sabar menghadapi kemunduran-kemunduran, tidak menyerah cepat kecewa bahkan mereka mencari cara untuk mencapai tujuan.
  • Menunjukkan reakti terhadap tekanan dari hambatan-hambatan dan keinginan
  • tidak bebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan

            Sedangkan orang Matang:
  • tidak bisa sabar saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan baginya sampai ia merasa perasaannya terpuaskan atau terpenuhi.
  • Tidak begitu menerima dirinya, selalu gelisah
  • kurang dapat mengontrol emosi

d)      Persepsi Realistis
            Orang yang sehat memandang dunia secara objekti, kurang memiliki kepercayaan bahwa orang lain, keadaan atau situasi yang jahat, dan mereka akan merasa nyaman akan suatu perasaan pribadi terhadap realitas. Mereka lebih menerima realitas sebagaimana adanya, dengan kata lain secara natural.
            Berbeda dengan orang yang neurotis, mereka mudah menerima realitas, mereka akan mengubah realitas sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri.

e)      Keterampilan dan Tugas
            Allport berpendapat bahwa pentingnya pekerjaan dan sangat dibutuhkan penghayatan atau pengalaman diri sendiri kedalam pekerjaan. Perkembangan keterampilan dan bakat tentunya sangat menunjang dalam keberhasilan dalam pekerjaan seseorang dan tentunya harus dijalani dengan rasa iklas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan seseorang.
            Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, tetapi tidak mungkin menentukan orang yang sehat dan matang yang tidak menentukan keterampilan kepada pekerjaan mereka.

f)        Pemahaman Diri
            Usaha untuk mengetahui tidak akan berhenti, tetapi akan terjadi kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objektification) yang bermanfaat disetiap usia. Pengenalan diri yang mendukung pemahaman tentang hubungan dan perbedaan antara gambaran diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara pemahaman hubungan dengan gambaran diri, maka individu juga semakin matang., dan antara sesuatu yang dipikirkan seseorang tentang dirinya dan yang dipikirkan orang lain tentang dirinya merupakan salah satu hubungan yang sangat penting.
            Saat seseorang tidak memiliki tingkat pertahanan diri (self-objektification) yang tinggi menghadirkan pribadi yang negatif kepada orang lain, bahkan ia akan menjadi hakim yang adil bagi orang lain, dan biasanya ia diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Bahkan Allport berpendapat orang yang memiliki wawasan kurang dari yang lebih baik adalah orang yang lebih cerdas dari pada yang memiliki wawasan kurang. Terdapat suatu kolerasi yang tertinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yaitu tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri.

g)      Filsafat Hidup yang Mempersatukan
            Dorongan dari tujuan dan rencana jangka panjang megarahkan seseorang ke depan atau pandangan yang akan datang, mereka mempunyai suatu perasaan akan tujuannya, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, dan lain-lain. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan “arah” (directnees), dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat dari orang-orang yang neurotis. Bagi Allport sangat mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah kemasa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai bersamaan dengan tujuan-tujuan) adalah sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
            Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang dna suara hati yang tidak matang atau neurotis, suara hati yaang neurotis sama seperti suara hati anak-anak yang patuh dan membudak, penuh dengan bantahan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa. Suara hati yanng matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri, orang lain, dan berujung pada nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.

  1. Perkembangan self menurut Roger.

            Dasar self adalah material self, spiritual self, dan super ego. Istilah self dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu:
  • sikap dan perasaan terhadap dirinya sendiri, yang artinya self dapat dikatakan objek karena menunjukkan sikap, perasaan pengamatan, dan penelitian kepada dirinya sendiri sebagai objek.
  • Suatu proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuian diri, yang artinya dapat dikatakan self sebagai proses yang merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari proses-proses aktif seperti berfikir, mengingat, dan mengamati.

            Roger bekerja dengan individu-individu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Roger mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi yang disebut “terapi yang berpusat klien” (client- centered therapy). Pendekatan Roger terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang dihasilkan serta memberikan suatu gambaran tentang kodrat manusia yang dipuji dan selalu optimis. Menurut Roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikendalikan oleh peristiwa-peristiwa masa lampau atau masa kanak-kanak, contohnya kebiasaan kebersihan (toilet training), berhenti menyusu (ASI) lebih cepat, dan pengalaman seks sebelum waktunya. Akan tetapi pengalaman-pengalaman masa lampau dapat dipengaruhi cara pandang kita kemasa yang akan datang dan akan mengganggu kesehatan psikologis.
            Pada masa kecil anak sudah bisa membedakan atau memisahkan salah satu pengalaman yang pernah dialaminya. Pada masa perkembangan diri, anak selalu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi miliknya dan dapat menilai sesuatu dengan apa yang ia lihat, dengar, di raba, dan dicium ketika ia membentuk suatu gambaran dari peristiwa. Dengan kata lain anak mengembangkan suatu perkembangan “pengertian diri” (self-concept).
            Dalam self-concept anak sudah dapat menggambarkan dirinya akan menjadi apa atau siapa dan seperti apa. Hal ini timbul dari interaksi dengan orang lain yang mendapatkan suatu gambaran tentang apa yang ia inginkan, dengan mengamati tingkah laku dari orang lain kepada dirinya anak sudah bisa menilai apakah orang lain menilai dironya baik atau buruk dan jika anak mengetahui orang lain menilai dirinya buruk ia akan memperkecil suatu keinginan atau tingkah laku tersebut. Pada waktu diri mulai berkembang anak mulai belajar membutuhkan cinta, Rogers menyebut kebutuhan ini dengan “penghargaan positif” (positive regards).
            Positive regard adalah suatu kebutuhan yang memaksa dan merasuk kedalam diri manusia, setiap anak pasti mencari atau membutuhkan cinta. Anak akan merasa puas jika ia menerima kasih sayang, cinta dan dukungan dari orang lain. Sebaliknya, ia akan kecewa jika menerima celaan dan kurang mendapatkan cinta dan kasih sayang. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh orang tua khususnya ibu. Dalam hal ini anak membutuhkan bimbingan tingkah laku dari orang lain, karena dalam masa ini perkembangan diri anak sering mengamati suatu peristiwa entah bersifat baik atau buruk dan anak peka pada setiap perilaku orang lain terhadap dirinya maka ia akan merencanakan tingkah lakunya sesuai reaksi yang diharapkan akan diberikan.
            Pasa situasi perkembangan anak Rogers menyebutkan “penghargaan positif bersyarat” (conditional positive regard). Bentuk cinta dan kasih sayang yang diterima anak yaitu syarat terhadap tingkah laku yang baik, bagi anak ibu adalah orang yang tepat untuk mengembangkan penghargaan positif bersyarat dengan melihat sikap-sikap ibu dan diterapkan kepada diri anak. Orang-orang dengan syarat perhargaan harus membatasi tingkah laku dan pikiran yang tidak pantas, dan dapat merasa terancam jika mereka memamerkannya. Karena individu tidak dapat berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan mereka, maka mereka mngembanngkan “ketidak harmonisan” (incongruence) yang dikemukakan oleh Roger, antara konsep diri dan kenyataan yang mengatasi mereka. Dengan kata lain, mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.
            Syarat utama bagi timbulnya pribadi yang sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard ) pada masa kecil. Jika ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperlihatkan bagaimana anak bertingkah laku hal ini dapat membantu perkembangan diri. Cinta dan kasih sayang diberikan secara bebas dan sikap yang ditampilkan bagi anak menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan. Unconditional positive regard tidak    menginginkan semua penyekapan terhadap tingkah laku anak tidak ada, tidak berarti anak diperbolehkan melakukan apa yang diinginkan tanpa dinasihati. Sebab jika diberi pengertian maka ibu tidak melindungi dari hal-hal yang membeyangkannya.

  1. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu.

            Positive regard sangat berperan dalam perkembangan diri individu dan mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian yang sehat. Karena dengan positive regard akan mendorong individu mencari hal-hal yang positif. Dari penghargaan diri atau positive regard individu akan merasakan dicintai dan mencintai yang muncul dari tingkah laku yang positif dan menjadi kepribadian yang sehat dengan baik. Bagaimana jika orang tua tidak memberikan positive regards kepada anak? Bagaimana jika ia mencela dan menolak tingkah laku anaknya?. Tentu saja anak sangat mudah merekam atau mengingat peristiwa yang ia alami sewaktu kanak-kanak. Anak akan mengamati suatu ucapan, celaan, meskipun kata yang diucapkan hanya berfokus pada salah satu tingkah laku yang kurang baik sebagai satu celaan yang luas dan terbesar dalam setiap keadaannya. Anak akan menjadi peka terhadap tingkah laku penolakan diharapkan akan diberikan.
            Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan tingkah laku dari orang tua, orang lain, bukan dari diri sendiri. Kebutuuhan positif regards yang bertambah baik, semakin lama semakin mengerahkan kepada energi dan pikiran, anak harus bekerja keras untuk penghargaan diri dengan mengorbankan aktualisasi diri. Pentingnya positif regards dan syarat-syarat penghargaan juga sangat meyakinkan. Positif regards terbagi menjadi 2, yaitu penhargaan positif bersyarat (conditional positive regards), dan penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regards) yang telah dijelaskan pada perkembangan kepribadian diri. Dan proses aktualisasi diri mulai berlangsung, orang itu dapat maju ke tujuan terakhir, yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya.

  1. Ciri-ciri orang yang berfungsi dan sepenuhnya menurut Rogers

            Seseorang yang dikatakan berfungsi sepenuhnya jika ia mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Berarti individu dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai seseorang sehingga ia bersikap defensif, namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh percaya. Orang yang mengaktualisasikan diri menjadi kaya, matang, dan berarti, tetapi mereka tidak perlu tertawa terus menerus.

a)      Keterbatasan Pada Pengalaman
            Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Keterbukaan terhadap pengalaman merupakan lawan dari sikap defensif. Mengetahui tentang kodratnya, tidak ada segi kepribadian tertutup, tidak hanya menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan. Orang yang berfungsi sepenuhnya lebih emosional dalam pengertian bahwa ia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif, mengalami emosi-emosi yang kuat daripada orang-orang yang defensif.

b)      Kehidupan Eksistensial
            Memanfaatkan setiap peristiwa kehidupan dengan baik, setiap peristiwa dirasa segar dan baru seperti belum pernah melakukan cara yang sama. Dapat menyesuaikan diri karena stuktur diri terus menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru.

c)      Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
            Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan salah satu sudut pandang yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam suatu tindakan yang lebih diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Suatu pedoman untuk mencapai suatu keputusan sangat dibutuhkan karena orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka seperti mereka percaya akan keputusan mereka sendiri. Sebaliknya orang yang defensif membuat keputusan-keputusan menurut larangan yang membimbing tingkah lakunya.

d)      Perasaan Bebas
            Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis mereka mengalami kebebasan untuk memilih. Mereka dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan dan rintangan antara pikiran dan tindakan, memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung dirinya sendiri tidak tergantung oleh tingkah laku, keadaan dan peristiwa-peristiwa masa lampau.

e)      Kreativitas
            Semua orang yang berfungsi sepenuhnya pastinya sangat kreatif. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan dari perubahan yang drastis dalam suatu kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas untuk mencegah perubahan-perubahan traumatis, seperti bencana alam. Rogers melihat orang-orang yang berfungsi sepenuhnya merupakan “barisan depan yang layak” dalam proses evolusi manusia.


            Referensi :
·Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Oleh: Drs. Yustinus    MSc. OFM. Yogyakarta: Kanisius.
·Suryabrata Sumadi. Psikologi Kepribadian.  PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar